INILAH.COM, Jakarta - Krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa
dan Amerika diyakini tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan asurani
jiwa di Indonesia.Begitu halnya dengan Allianz
Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi tersebut
menargetkan pertumbuhan industri asuransi jiwa sebesar 25-30% di 2012.
Demikian disampaikan Vice President Director dan Chief Distribution
Officer Allianz Indonesia, Handojo Kusuma dalam acara seminar nasional
"Mengarungi Gelombang Tsunami Krisis" di Jakarta, Rabu (23/11).
"Asal kita jual dengan benar, pertumbuhan asuransi jiwa masih bisa capai 25-30% di 2012," kata Handojo.
Handojo
menjelaskan bahwa belum maksimalnya capaian pertumbuhan asuransi jiwa
dikarenakan masih dianggap barang mahal, padahal dari segi keuangan
mereka mampu. Oleh sebab itu, guna mendorong pencapaian pertumbuhan
asuransi tersebut Bappepam LK harus memberikan insentif perpajakan.
"Kalau kita mau bertumbuh dengan cepat, maka sebaiknya regulator atau
policy holder memberikan kemudahan berupa insentif perpajakan," tukas
Handojo.
Meski pertumbuhan asuransi tersebut masih lamban, namun
dirinya optimistis pada tahun 2014 aset industri asuransi akan mencapai
Rp500 triliun. Hal itu terlihat dari bertumbuhnya penduduk Indonesia
pada tahun ini, di mana 78% orang Indonesia yang ingin beli asuransi.